Ardina Ghovinda
Bila rakyat telah terpecah
Sudikah kau hai tuan ‘tuk tengadah
Jangan kau sembunyikan langkah dalam mulutmu
Sampai kapan negeriku seperti ini
Sampai kapan derita harus dijalani
Kini rakyatmu menanti
“aku akan membangun negeri ini menjadi negeri yang makmur”
Kata orang yang mencari kursi itu
“Lima tahun mendatang bangsa ini akan terbang”
Akankah benar-benar terbang?
Manis………
Sayang banyak kursi hanya hiasan gedung tutup kutang
“kini aku pemimpin kalian”
“aku dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”
IRONI……………..!
Bukankah wallet lapar rela turun ke sawah
jika traktor petani sedang melangkah
sampai kapan seperti ini
kerancuan ini harus diatasi
ayo kita bangkit benahi diri demi negeri yang sedang sakit
SENDIRI
Bekti Handayani
Saat ini aku benar-benar merasa sendiri
Sepi benar-benar membekukanku
Membawaku kepilu
Kalau aku boleh jujur aku cemburu dengan kalian
Kalian selalu bahagia kalian selalu tertawa
Benar-benar tiada dipaksakan, lepas
Sedang aku?kalian lihat!
Walau ku tampak bahagia walau ku tampak tertawa
Namun itu adalah semu itu adalah topeng
Kadang ku bosan tuk sembunyi pada dinding dusta
Aku ingin lari lepaskan diri dan berlari
Jauh!
Tinggalkan kebohonganku tinggalkan sepiku
Tinggalkan laraku dan tinggalkan semua kisahku
SI BECAK TUA
Karya : Nova Kethu
Gerimis mengiringi langkahmu pagi ini
tak peduli dingin pelan merasuk membekukan
aliran darah.
Kau tetap mengayuhnya demi lima ribu rupiah
demi anak istri.
Semangatmu tak tertandingi oleh kecepatan
mesin bus-bus yang kini kian menjamur,
dan menyisihkan komunitas profesimu.
Tak mau kalah kau pun menghiasnya
dengan warna-warna yang menarik
bahkan kau lengkapi sound full music
untuk menarik pelanggan setiamu.
Terik matahari kini menantangmu.
Apakah kau masih bernyali?
Mengayuhnya hingga peluh mengucur deras
mengguyur ragamu
dan menguras tenaga yang kini kian lapuk.
Ya! Kau tunaikan tanggungjawabmu
tanpa pedulikan itu semua
demi anak istri.
24 februari 2010
TITIPAN
Ulfi Mudzakiroh Surya Wijaya
Dikala mentari pagi tersenyum mesra berikan kehangatan
Burung berkicau merdu
Kupu-kupu indah terbang berlalu
Bunga-bunga merekah tersipu malu
Di hari yang cerah nan indah berjuta harapan dan cita-cita mulia
Tersimpan penuh cinta
Mari kita ukir hari demi hari dengan kasih sayang
Pegang erat tanganku biarlah slalu kurasakan hangat pelukmu
Seka air mataku jika kesedihan menggores di hatiku
Jangan pernah lelah tuk menjagaku
Dan milikilah aku sepenuh hatimu dengan melalui pintu suci
Sunnah nabi
Semoga kau tak pernah berubah dengan kesetiaanmu
Walau hari yang cerah berubah kelam awan menjadi kelabu
Hujan deras petir menyambar tetaplah di sampingku
Menyayangi sepenuh hati dan kumohon jangan lepaskan aku