GELAR BUDAYA 2012
Latar
Belakang
Kebudayaan
merupakan salah satu sendi kehidupan yang beradab. Makin tinggi kebudayaan suatu bangsa, makin
tinggi pula adab yang dianut dan dilakukan oleh bangsa itu. Kesenian sebagai bagian dari kebudayaan,
berperan sangat dominan dalam mengolah dan meningkatkan kepekaan rasa, sehingga
melalui kesenian diharapkan manusia dapat menyerap tata nilai kehidupan.
Perkembangan
masyarakat dewasa ini cenderung menciptakan keadaan manusia yang semakin melupakan
tata nilai. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya kegiatan-kegiatan yang
positif dan konstruktif sehingga mampu melestarikan dan menumbuhkembangkan
cipta, rasa , dan karsa manusia pada umumnya serta generasi muda pada
khususnya.
Hakikatnya sama. Semua bentuk eksistensi kita pada bidang
masing-masing tidak pernah ingkar janji atas sebuah kesuksesan. Dunia seni,
khususnya sastra dan teater juga bicara hal yang sama jika menjadikan dirinya
sebagai prafesionalitas keahlian.
Dan sebagai wujud eksistensi kami dalam berkarya seni khusunya seni sastra dan teater di Jawa Tengah, keluarga besar Teater Semut Kendal akan menyelenggarakan kegiatan berupa lomba baca puisi dan pementasan teater yang dikemas dalam Gelar Budaya 2012.
Dasar Kegiatan
1.
Musyawarah anggota Teater Semut Kendal pada tanggal 23
Agustus 2012
2. Program
Tahunan Teater Semut Kendal.
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan diselenggarakanya kegiatan ini
adalah:
- Memberikan ajang kreativitas yang positif bagi generasi muda pada khususnya
melalui kesenian.
- Menumbuhtingkatkan daya apresiasi serta kreativitas generasi muda dalam
bidang kesenian.
- Menggali bakat dalam bidang kesenian dikalangan generasi muda dan masyarakat.
Nama
Kegiatan
Kegiatan ini
bernama “ GELAR BUDAYA 2012 ” Teater Semut Kendal.
Bentuk Kegiatan
1. Lomba Baca
Puisi Tingkat Umum se-Jawa Tengah.
2.
Pementasan Teater Semut Kendal
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Lomba baca puisi tingkat umum se-Jawa Tengah
Hari /tanggal : Minggu / 18 November 2012
Pukul : 08.00 - selesai
tempat : Aula Dinas Bina Marga dan
Pengairan Kab. Kendal
Jl. Laut No. 21 Kendal (GOR Bahurekso Ke
utara 200 meter)
2. Pementasan
Teater Semut Kendal, Naskah “13 Pagi” Karya : Cucuk Espe
Hari /tanggal : Sabtu / 24 November 2012
Pukul : 19.00 - selesai
tempat : Aula Dinas Bina Marga dan
Pengairan Kab. Kendal
Jl. Laut No. 21 Kendal (GOR Bahurekso Ke
utara 200 meter)
Penyelenggara
Penyelenggara
kegiatan ini adalah Teater Semut Kendal, sekretariat Jalan Masjid Gang Rajin
No. 09 Pekauman Kota Kendal – 51313 Telp. (0294) 382094
Email: teatersemut@gmail.com www.teatersemut.blogspot.com.
KETENTUAN
DAN INFORMASI LOMBA BACA PUISI TINGKAT UMUM SE-JAWA TENGAH
]
UMUM
1. Peserta
adalah masyarakat Jawa Tengah.
2. Minimal
berusia 13 tahun dan maksimal tidak terbatas.
3. Peserta
telah mendaftar menjadi peserta dengan membayar biaya pendaftaran sebesar Rp. 30.000,-.
KHUSUS
1. Peserta
datang 15 menit sebelum lomba dimulai dan wajib mendaftar ulang serta mengambil
no. undi.
2. Peserta
tampil sesuai urutan no. undi.
3. Pemanggilan
peserta sebanyak 3 kali dan apabila tidak juga tampil dinyatakan mengundurkan
diri.
4. Peserta
membacakan satu puisi dari empat puisi pilihan yang ditawarkan panitia pada
babak penyisihan.
5. Peserta
yang lolos dari babak penyisihan akan mengikuti babak final dengan membacakan
satu puisi pilihan yang belum dibaca dan puisi wajib baru dari panitia.
6. Peserta
diperbolehkan membawa alat bantu/property yang disediakan panitia, sejauh tidak
mengganggu pelaksanaan lomba.
7. Materi
puisi dapat dilihat di Blog : www.teatersemut.blogspot.com
8. Pendaftaran lomba mulai tanggal 22 oktober 2012 sampai 18 November 2012 di Sekretariat Teater Semut : Jl. Masjid Gang Rajin No 9 Pekauman Kendal
CP: Susilo (085 225 606 505) / Nash Boom (085 226 251 543)
9. Panitia
akan mengambil juara I, II, III, dan harapan I, II, III.
Hadiah berupa: Uang Pembinaan, Piala Tetap dan piagam penghargaan.
10. Peserta
diwajibkan mematuhi segala peraturan yang telah ditetapkan oleh panitia.
11. Keputusan
juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
12. Hal
– hal yang belum tercantum dalam ketentuan akan diatur kemudian.
PUISI - PUISI PILIHAN
GERILYA
Oleh :W.S. Rendra
Tubuh
biru
tatapan mata biru
lelaki berguling di jalan
tatapan mata biru
lelaki berguling di jalan
Angin
tergantung
terkecap pahitnya tembakau
bendungan keluh dan bencana
terkecap pahitnya tembakau
bendungan keluh dan bencana
Tubuh
biru
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan
Dengan
tujuh lubang pelor
diketuk gerbang langit
dan menyala mentari muda
melepas kesumatnya
diketuk gerbang langit
dan menyala mentari muda
melepas kesumatnya
Gadis
berjalan di subuh merah
dengan sayur-mayur di punggung
melihatnya pertama
dengan sayur-mayur di punggung
melihatnya pertama
Ia
beri jeritan manis
dan duka daun wortel
dan duka daun wortel
Tubuh
biru
tatapan mata biru
lelaki berguling di jalan
tatapan mata biru
lelaki berguling di jalan
Orang-orang
kampung mengenalnya
anak janda berambut ombak
ditimba air bergantang-gantang
disiram atas tubuhnya
anak janda berambut ombak
ditimba air bergantang-gantang
disiram atas tubuhnya
Tubuh
biru
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan
Lewat
gardu Belanda dengan berani
berlindung warna malam
sendiri masuk kota
ingin ikut ngubur ibunya
berlindung warna malam
sendiri masuk kota
ingin ikut ngubur ibunya
Siasat
Th IX, No. 42 1955
Th IX, No. 42 1955
PIDATO SEORANG DEMONSTRAN
Karya: Mansur Samin
Mereka telah tembak teman kita
ketika mendobrak sekretariat negara
sekarang jelas bagi saudara
sampai mana kebenaran hukum di Indonesia
Ketika kesukaran tambah menjadi
para menteri sibuk ke luar negeri
tapi korupsi tetap meraja
sebab percaya keadaan berubah
rakyat diam saja
Ketika produksi negara kosong
para pemimpin asyik ngomong
tapi harga-harga terus menanjak
sebab percaya diatasi dengan mupakat
rakyat diam saja
Di masa gestok rakyat dibunuh
para menteri saling menuduh
kaum penjilat mulai beraksi
maka fitnah makin berjangkit
toh rakyat masih terus diam saja
Mereka diupah oleh jerih orang tua kita
tapi tak tahu cara terima kasih, bahkan memfitnah
Kita dituduh mendongkel wibawa kepala negara
apakah kita masih terus diam saja?
Karya: Mansur Samin
Mereka telah tembak teman kita
ketika mendobrak sekretariat negara
sekarang jelas bagi saudara
sampai mana kebenaran hukum di Indonesia
Ketika kesukaran tambah menjadi
para menteri sibuk ke luar negeri
tapi korupsi tetap meraja
sebab percaya keadaan berubah
rakyat diam saja
Ketika produksi negara kosong
para pemimpin asyik ngomong
tapi harga-harga terus menanjak
sebab percaya diatasi dengan mupakat
rakyat diam saja
Di masa gestok rakyat dibunuh
para menteri saling menuduh
kaum penjilat mulai beraksi
maka fitnah makin berjangkit
toh rakyat masih terus diam saja
Mereka diupah oleh jerih orang tua kita
tapi tak tahu cara terima kasih, bahkan memfitnah
Kita dituduh mendongkel wibawa kepala negara
apakah kita masih terus diam saja?
SEBUAH JAKET
BERLUMUR DARAH
Karya: Taufiq Ismail
Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah berbagi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun
Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan 'Selamat tinggal perjuangan'
Berikrar setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?
Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang
Pesan itu telah sampai kemana-mana
Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
LANJUTKAN PERJUANGAN
1966 .
Kami semua telah menatapmu
Telah berbagi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun
Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan 'Selamat tinggal perjuangan'
Berikrar setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?
Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang
Pesan itu telah sampai kemana-mana
Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
LANJUTKAN PERJUANGAN
1966 .
ODE II
Oleh : Toto Sudarto Bahtiar
Oleh : Toto Sudarto Bahtiar
dengar, hari ini ialah hari hati yang memanggil
dan derap langkah yang berat maju ke satu tempat
dengar, hari ini ialah hari hati yang memanggil
dan kegairahan hidup yang harus jadi dekat
dan derap langkah yang berat maju ke satu tempat
dengar, hari ini ialah hari hati yang memanggil
dan kegairahan hidup yang harus jadi dekat
berhenti
menangis, air mata kali ini hanya buat si tua renta
atau menangis sedikit saja
buat sumpah yang tergores pada dinding-dinding
yang sudah jadi kuning dan jiwa-jiwa yang sudah mati
atau menangis sedikit saja
buat sumpah yang tergores pada dinding-dinding
yang sudah jadi kuning dan jiwa-jiwa yang sudah mati
atau
buat apa saja yang dicintai dan gagal
atau buat apa saja
yang sampai kepadamu waktu kau tak merenung
dan menampak jalan yang masih panjang
atau buat apa saja
yang sampai kepadamu waktu kau tak merenung
dan menampak jalan yang masih panjang
dengar,
hari ini ialah hari hatiku yang memanggil
mata-mata yang berat mengandung suasana
membersit tanya pada omong-omong orang lalu
mengenangkan segenap janji yang dengan diri kita menyatu
mata-mata yang berat mengandung suasana
membersit tanya pada omong-omong orang lalu
mengenangkan segenap janji yang dengan diri kita menyatu
dengarlah,
o, tanah di mana segala cinta merekamkan dirinya
tempat terbaik buat dia
ialah hatimu yang kian merah memagutnya
kalah dia terbaring di makam senyap pangkuanmu *
tempat terbaik buat dia
ialah hatimu yang kian merah memagutnya
kalah dia terbaring di makam senyap pangkuanmu *
*kenangan
buat matinya seorang pejuang
Kisah
Th IV, No. 10
Oktober 1956
Th IV, No. 10
Oktober 1956